20151101

Inspiratrip : Wisata ke Gang Dolly

 
Gang Dolly, Oktober 2015

Bagi kebanyakan orang mendengar nama gang Dolly mungkin dapat menimbulkan perasaan tak nyaman, bagaimana tidak gang Dolly yang merupakan nama sebuah gang di daerah Surabaya Selatan telah tersohor sebagai tempat 'wisata cinta sesaat' terbesar di Asia Tenggara. Konon bisnis layanan cinta sesaat di kawasan gang Dolly sudah dimulai sejak masa kolonial Belanda. Tersebut nama Dolly Van de Mart, seorang wanita keturunan Belanda yang tinggal di kota Surabaya kala itu. Pada mulanya ia memulai bisnis layanan cinta sesaat ini untuk para tentara Belanda yang jauh dari keluarganya, lantas pelanggan pun bertambah karena keingintahuan dari warga pribumi. (Dikutip dari)

Bisnis tersebut terus berjalan dan berkembang, yang mulanya dimulai dari sebuah wisma berlanjut ke seluruh gang, dan merebak hingga menjadi sebuah kawasan, hingga akhirnya pada tahun 2014 pemerintah Surabaya berusaha menutup kawasan tersebut. Penutupan kawasan Jarak pun tidak menyelesaikan masalah, masalah baru justru timbul, salah satunya adalah terhentinya perputaran roda perekonomian di kawasan Jarak. 

***

Kebetulan pada hari Kamis, 29 Oktober 2015 saya dan teman berkesempatan untuk melihat 'wajah baru' Dolly dan daerah Jarak, pada hari itu saya baru ngeh kalau Jarak adalah nama suatu wilayah besar, dan gang dolly itu hanya bagian kecil saja darinya. 
Bagi saya kesempatan untuk bergabung dalam inspiratrip yang di prakarsai oleh Gerakan Melukis Harapan  adalah suatu kehormatan, bukan saja karena itu adalah inspiratrip yang pertama kali diadakan, juga karena dari sana saya bisa mendapat beberapa sudut pandang dan pengalaman baru dengan berkaca pada daerah yang dianggap menjadi aib bagi kota Surabaya.

*Gerakan Melukis Harapan ialah gerakan yang aktif menggagas dan mendampingi perubahan dari kawasan lokalisasi Jarak ke arah yang lebih positif.


Tur dimulai sekitar pukul 14.00 WIB meeting pointnya di kantor kelurahan Putat Jaya, para peserta tur di 'arak' dengan becak sehingga menyerupai sebuah karnaval mini.


***


1. Tujuan Pertama inspiratrip : Eks Wisma Barbara


 Pelatihan pembuatan sepatu kulit

Sebelumnya, wisma Barbara adalah wisma paling besar di gang Dolly. Kini bangunan enam tingkat itu telah dibeli oleh pemerintah kota Surabaya dan sedikit demi sedikit mulai dialih fungsikan menjadi sebuah tempat yang lebih positif. Diantarnya: menjadi broadband learning center, tempat pelatihan pembuatan sepatu kulit dan yang akan dibangun: taman bacaan untuk anak-anak.

2. Tujuan Kedua inspiratrip : Kampung Positif
 Bangunan bekas wisma yang saat ini menjadi tempat jasa sablon

Kawasan Jl. Putat Jaya gang IIA disebut sebagai kampung postitif karena kawasan tersebut sudah bebas dari aktivitas dunia malam, seperti wisma ataupun rumah karaoke. Tidak semua bangungan di kawasan tersebut dulunya adalah wisma dan rumah karaoke, sebagian besar lain adalah rumah penduduk. Saat ini seluruh eks wisma dan rumah karaoke sudah di kosongkan, bahkan beberapa bangunan telah dialihfungsikan menjadi bangunan untuk kegiatan ekonomi diantaranya adalah rumah yang dijadikan sebagai tempat usaha sablon dan rumah produksi batik.


 corak batik khas Jarak

Rumah produksi batik yang ada disana, dikelola oleh para ibu penduduk sekitar. Para ibu tersebut menyewa sebuah bangunan eks rumah karaoke yang telah dikosongkan, menariknya jenis produksi batik mereka tidak ada duanya, mereka memroduksi batik dengan corak khas mereka sendiri yakni motif daun jarak, buah jarak, ulat dan kupu-kupu. Batik yang diproduksi adalah batik tulis sehingga antara satu dan lainnya tak akan sama. Harga yang dibandrol untuk selembar kain batik berkisar antara Rp 250,000 - Rp 300,000.

Bangunan lain yang menjadi jujugan di Kampung Positif pada hari itu adalah sebuah taman baca anak-anak. Taman Bacaan yang memiliki banyak cerita ini, didirikan oleh seorang mantan mucikari pada tahun 2007 jauh sebelum dolly ditutup. Kebanyakan anak-anak yang mengunjungi taman bacaan tersebut adalah anak-anak dari para pekerja seks komersial (PSK), anak-anak dari rumah tangga biasa malah cenderung dilarang kesana. Dari sebuah bangunan kecil tersebut berbagai prestasi telah diukir. Deretan piala yang dipajang disudut ruangan menjadi simbolnya, meski bukan piala itu yang penting melainkan semangat perubahan ke arah baiklah yang lebih penting. Menurut pengakuan sang pendiri beberapa PSK pun mendapat pendampingan disana, seperti pendampingan untuk mengecek kesehatan (PSK identik dengan ancaman penyakit kelamin) dan pendampingan untuk keterampilan tambahan agar kelak mereka dapat berhenti dari pekerjaannya.


3. Tujuan Ketiga inspiratrip: Gang 4


Branding produk Samijali

Yang istimewa dari gang 4 ini adalah produksi samijalinya. Samijali sendiri adalah sebuah akronim untuk istilah samiler jarak dolly. Bagi yang belum tahu, samiler adalah makanan ringan asli Indonesia berupa keripik yang terbuat dari olahan singkok yang di goreng. Yang menjadikan samjiali unik adalah samiler yang telah digoreng diberi bumbu aneka rasa sehingga menjadikan citarasanya semakin gurih.

Ada kisah dibalik berdirinya kelompok produksi Samijali di gang 4 ini. Penutupan berbagai wisma di Jarak, menyebabkan beberapa orang seakan kehilangan mata pencaharian, misalnya para ibu yang sebelumnya membuka warung yang notabene pelanggannya adalah para pekerja seks komersial. Dengan dibentuknya kelompok usaha samijali ini memang tidak banyak mengangkat perekonomian mereka, namun yang pasti hati mereka menjadi lebih tentram dan penghasilan mereka seakan lebih berkah khususnya karena penghasilan tersebut juga digunakan sebagai biaya untuk membesarkan putra putri mereka.


*** 

Semangat membuat kawasan Jarak menjadi lebih baik lagi

***
Penutupan sebagian besar lokalisasi dan tempat hiburan malam di kawasan Jarak memang menimbulkan berbagai pro kontra, namun dari sana kita bisa belajar banyak tentang kehidupan ini. Kawasan lokalisasi bisa dibilang sebagai sesuatu yang tidak baik dan itu mutlak adanya, namun siapa yang tahu jika disana puluhan mungkin hingga ratusan lebih jiwa menggantungkan nasib untuk menggerakkan roda perekonomian mereka. Namun kembali lagi, ternyata jumlah penghasilan yang di dapat bukan segalanya, karena apalah artinya uang yang banyak jika didapat dengan cara yang secara tidak langsung tidak baik. Mungkin bukan mereka yang akan merasakan akibatnya, siapa tahu yang tahu jika bisa jadi itu dapat berakibat buruk bagi anak keturunan mereka. Bukankah makanan yang telah dimakan akan menjadi darah yang mengalir dalam seluruh tubuh hingga ada istilah 'you are what you eat', apa yang kita makan secara tak langsung akan membentuk karakter dan kehidupan kita.
Penutupan kawasan lokalisasi dolly juga memberi dampak bagi anak-anak disana, dunia malam tentunya identik dengan sesuatu yang 'dewasa' dan dicirikan dengan kebebasan yang bisa jadi tak bertanggung jawab. Jika anak-anak terus menerus disajikan pemandangan seperti itu, tentunya akan membentuk karakter mereka padahal kelak merekalah yang akan menjadi penerus bangsa ini. Saat ini beberapa wisma dan rumah karaoke masih belum sepenuhnya ditutup, masih ada beberapa gang tetap 'beraktivitas' seperti biasa. Alangkah baiknya jika kita dapat menunjukkan bahwa meski kegiatan-kegiatan dunia malam berhenti roda perekonomian mereka masih dapat terus berputar, salah satunya dengan menggunakan produk-produk yang di produksi dari kawasan tersebut. 

Terima Kasih Gerakan Melukis Harapan, sukses untuk inspiratrip selanjutnya!

5 comments:

  1. wah, ini peserta inspiratrip yaa? tapi yang mana yaa? hehe..
    Teirma kasih telah bekrunjung dan mengikuti tur wisata dolly

    Salam dari saya,
    Mustofa Sam

    ReplyDelete
  2. Kapan ada acara ini lagi? Apakah ada agenda rutinnya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kebetulan saya cuma peserta saja jadi kurang tahu, silahkan cek FBnya GMH aja (gerakan melukis harapan) ^^

      Delete
  3. Oh, tau yg mana ini. Salam kenal. Mustofa Sam.

    ReplyDelete

I love to share and hear feedbacks, please put some comment *even it's just one letter* ^^ // satu komentar sangat berarti, meskipun cuma satu huruf ^^