20150428

My Thoughts After Being a Bachelor

Hello, 
been a while
I am so excited tonight, I decided to drank some coffee at 7p.m simply because I don't want to sleep tonight, I just want to 'produce' something and I have some 'work' to do
and I remembered that I haven't updated my blog for a while
*WAIT WORK, I'LL DO YOU LATER*

so today I came up with my post birthday and post graduated (FINALLY GRADUATED AND *sadly* TURNED 24) 


I've warned you there will be tons of my graduation pics 
(which I've never posted it in any other sns of mine)
***
Bagaimana Rasanya Menjadi Seorang Sarjana (Sarjana Ekonomi Islam tentunya)?
Hmmm...,tidak ada yang spesial sebenarnya (kecuali bagian pakai kebaya cantik saat wisuda dan foto keluarga secara lengkap dan makan steak setelah wisuda...).

Mungkin karena kelulusan saya yang 'istimewa'~
umumnya - RATA-RATA DAN NORMALNYA, orang-orang Indonesia menghabiskan waktu 3,5-4 tahun untuk menyelesaikan kuliahnya, tapi saya terlalu istimewa hingga butuh waktu 5,5 tahun untuk belajar lebih banyak...
Termasuk tidak normal, tapi saya tidak menyesali keputusan saya untuk menunda lulus (yaah, kadang-kadang sempat sering throwback sih, kalo saja saya lulus tepat waktu) tapi seringnya saya menghibur diri dan berkata pada diri sendiri kalau itu adalah keputusan yang tepat.

Kalau lulus lebih cepat mungkin saya...

- Ngga akan tahu bagaimana rasanya ditolak perusahaan asing berkali-kali dan diterima 2 kali diperusahaan di India (tapi gagal berangkat juga), dengan itu saya belajar untuk menyusun CV/Resume Internasional (yang bahkan saya ngga tahu CV saya itu akan berguna untuk apa, hmm... memikat calon pasangan hidup mungkin)

- Saat ini saya sudah bekerja disebuah perusahaan (as if dapet kerjaan itu gampang) atau kalau lulus lebih cepat saya sudah dinikahkan oleh orang tua saya (?)

- Mungkin saya ngga akan punya kesempatan untuk menginjakkan kaki ke Korea untuk kedua kalinya, meskipun dengan tujuan yang sama degan kedatangan ke Korea sebelumnya, sama-sama menjalani summer school, tapi rasanya yang kedua lebih mengena.


Dalam sejarah hidup saya sebelumnya, saya bukan tipe orang yang suka belajar dengan mengulang pelajaran di rumah. Saya hanya mendengarkan guru/dosen dengan seksama kemudian membuat beberapa catatan dan mengerjakan PR jika ada -- dan Alhamdulillah saya termasuk golongan yang berprestasi lah di kelas *aamiin*.
Tapi waktu menjalani summer school di Korea, untuk pertama kalinya saya BEGADANG karena keesokan harinya saya ada UTS/UAS (yah meski cuma satu pelajaran) 
-- alasannya karena jika saya gagal di ujian-ujian tersebut saya tidak hanya akan mempermalukan diri saya sendiri, tapi saya juga akan mempermalukan kampus saya dan terlebih Negara Indonesia.
~karena summer school itu saya jalani dengan mendapat beasiswa dari kampus tersebut~

Cerita saya mungkin cuma 5 minggu di Korea, beasiswa saya mungkin cuma untuk short course, sungguh tidak ada apa-apanya dengan mereka yang dapat beasiswa sampai hitungan tahun. Tapi bagi saya itu sungguh pengalaman yang berharga - sangat berharga (seperti harus packing ulang jam 12 di tengah malam di sebuah terminal SENDIRIAN, yang mungkin tidak akan saya lakukan di Indonesia), saya juga dipertemukan dengan beberapa teman baru dari berbagai negara dan mendapat banyak cerita yang menginspirasi dari mereka (jangan-jangan saya juga sudah pernah bertemu jodoh saya disana haha :v). 
- Kalau lulus cepat saya mungkin TIDAK AKAN MENJADI PEDAGANG seperti sekarang. Yah sejak sekitar tahun 2011, saya sudah tertarik untuk memulai 'bisnis' (sejujurnya saya masih tidak percaya diri untuk menyebut usaha online shop saya sebagai sebuah bisnis, saya lebih suka menyebut diri saya sebagai pedagang dibanding menjadi pengusaha/entrepreneur) tapi saya baru benar-benar serius dan menekuni usaha saya sekitar akhir 2013. 

Meskipun laba dan penghasilan perbulan tidak menentu, tidak sebesar seorang karyawan bank tapi saya sangat-sangat menikmati proses yang saya jalani. Saya sangat menikmati pelajaran-pelajaran yang saya dapat, saya menikmati ke fleksibelan yang saya alami, saya menikmati penerapan pelajaran marketing yang saya dapat saat kuliah (salah satu mata kuliah favorit saya fyi). Dan saya juga menikmati saat-saat dimana saya (yang dulunya bisa saja mematikan handphone sampai 2hari karena sedang anti-sosial) harus selalu online untuk menjawab pertanyaan customer. 

Jadi...rasa terima kasih  pertama-tama saya ucapkan pada (calon) dosen pembimbing yang waktu itu 'menelantarkan' saya, sehingga saya punya waktu 2bulan menganggur dan akhirnya berkenalan dan menjajaki dunia perdagangan. 
~Kemudian Allah SWT. mempertemukan saya dengan dosen pembimbing lain...yang darinya saya cukup terinspirasi untuk menjadi wanita karir (lol) yang gemar belajar dan mendapat banyak bimbingan soal dunia tulis menulis skripsi kualitatif yang menarik.



- Saya tidak akan memiliki perluasan jaringan pertemanan ke junior-junior saya di kampus, semakin bertambah usia, networking harus makin luas kan...

Lulus terlambat juga memberikan berkah tersendiri kedalam diri saya, karena saya jadi LEBIH LEBIH SERING mengenal diri dan keluarga saya sendiri...mungkin kalau saya lulus lebih cepat kemudian mendapat pekerjaan saya tidak akan banyak berkontribusi di rumah...


I should've took more pics with more people I met :(
 
***

Dan, setelah mengenyam bangku kuliah selama 5,5 tahun (3,5 tahun belajar di kelas dan organisasi + 2 tahun belajar 'sendiri') saya sempat bertanya-tanya,"Apa sih gunanya kuliah?", ada orang yang akhirnya terjun ke bidang yang SAMA SEKALI tidak berkaitan dengan jurusannya, dan toh tidak sedikit orang yang sukses meskipun tidak pernah kuliah. Sempat juga saya berdiskusi dengan teman saya, sampai akhirnya saya menyimpulkan kalau kuliah itu bisa dibilang penting karena...

1. Bidang ilmu yang lebih khusus dari SMA (tidak termasuk SMK ya), dengan kuliah kita akan mendalami sesuatu dengan 'lebih dalam' bahkan beberapa jurusan memungkinkan kita untuk dapat mempraktekkan apa yang telah dipelajari lebih langsung melalui... lab-lab (misalnya ada PKL, atau di jurusan saya ada kelas Laboratorium Bank).
2. Kuliah penting untuk melatih kemampuan sosial dan komunikasi. Mungkin ada beberapa orang tidak rajin kuliah dan kelihatan dikampus tapi kemampuannya sosialnya bagus. Tapi ini pengalaman pribadi; Saya awalnya orang yang sangat pemalu, saya terlihat hanya berteman dengan jenis-jenis orang tertentu-saya tampak seperti orang yang pilih-pilih teman dan sempat dikritik karena itu. Itu semua simply karena saya super introvert, saya tidak mudah percaya pada orang. Tapi setelah kuliah saya jadi lebih berani berhadapan dengan orang dan saya tahu kalau saya suka berbicara dengan macam-macam orang dan berbagi. Saya MASIH sangat introvert sekarang, tapi setidaknya saya sudah berani untuk mulai komunikasi, lebih terbuka dan lebih bisa menyampaikan pendapat di depan umum.

Kemampuan komunikasi juga secara tidak sadar akan terlatih saat kuliah, bagaimana kita berbicara dengan guru SMA akan berbeda saat berbicara dengan dosen. Ada kalanya kita akan dipertemukan dengan keadaan-keadaan formal yang mengharuskan kita lebih 'ber-tatakrama'.

3. Dengan kuliah dan masuk ke universitas saya memiliki keinginan untuk 'Go International' mungkin hasrat itu terlambat muncul, saya baru ingin 'go international' setelah menginjak semester 3 -- beberapa orang mungkin sudah ingin 'go international' bahkan dari SD. Tapi karena tidak ada doktrin semacam itu dari kedua orang tua saya, saya menemukannya sendiri saat memasuki bangku kuliah. Selain munculnya keinginan itu, saya juga tahu kalau go international itu mungkin -- ditunjang dengan kesempatan-kesempatan yang ada dari kampus.

Ingin 'Go International' bukan karena biar kelihatan keren dan bergengsi, dan bukan karena saya tidak suka Indonesia (saya sukaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa sekali), tapi bukankah dengan 'meninggalkan rumah dan jauh dari rumah anda akan sadar, bahwa ada yang istimewa dari rumah anda, akan ada hal yang dirindukan', itu prinsip saya.

4. Dengan kuliah.. ada suatu tahap besar yang harus anda lewati untuk lulus bernama skripsi. Sekarang banyak beredar di masyarakat istilah skripshit/skripsweet dan lain sebagainya, skripsi bisa jadi momok dan bisa jadi...manis jika semuanya lancar. 

Bagi saya skripsi lebih dari sekedar tugas yang harus diselesaikan untuk menjadi lulus. Saya akui saya sangat idealis saat mengerjakan skripsi, saya memilih tema yang benar-benar saya sukai, saya sengaja memilih skripsi kualtatif yang lebih lama pengerjaannya karena saya merasa lebih nyaman dan  mampu disana. Saat ada revisi saya butuh waktu cukup lama untuk memperbaikinya, karena saya harus membacanya berulang kali agar tidak ada yang 'aneh'. Mungkin skripsi saya masih jauh dari sempurna tapi saya bangga akan pekerjaan saya, karena sudah saya kerjakan sepenuh hati. Dan harapan saya, kelak skripsi saya bisa bermanfaat buat orang lain.

Masih soal skripsi, disana juga tanggung jawab dan mental kita dilatih:
Tanggung jawab karena, jika skripsi tidak selesai = tidak akan bisa lulus.
Mental karena, dari pengalaman saya yang sempat berganti judul beberapa kali, sempat berganti dosen pembimbing beberapa kali, sempat mengalami revisi puluhan kali - bongkar pasang dari BAB I sampai BAB V, harus lari sana-sini demi suatu hal bernama birokrasi - sign hunting -- terlatih sekali mental saya :v, biarpun makan waktu satu tahun - dan tergolong terlalu lama untuk skripsi pada umumnya...tapi saya menikmatinya.

Saya juga menikmati setiap 'cibiran' dengan senyum (meski kadang dipaksakan), dengan hati berucap 'saya akan buat skripsi paling bagus setidaknya untuk diri saya sendiri'.

5. Kuliah membuat saya merasakan kebebasan yang bertanggung jawab, dalam artian saat kuliah saya ngga cuma belajar dikelas, mengerjakan tugas, presentasi, UTS, UAS, dsb. Tapi saat kuliah saya juga bergabung dalam organisasi mahasiswa ada saat-saat saya lebih memilih kepentingan organisasi daripada kuliah, dan adanya saatnya *uhuk* bolos *uhuk* karena setiap setengah semester kita diberi 'jatah tidak masuk' sebanyak dua kali yang kadang tidak saya sia-siakan... Tapi yang penting saya tidak gagal dalam kelas yang saya ambil dan tidak mengecewakan orang tua dengan nilai yang jeblok (yah meski nilai cuma sekedar bilangan, yang belum tentu mencerminkan kalau kita benar-benar memahami pelajaran tersebut).

Selain itu waktu kuliah bagi setiap orang tidak sama, tidak seperti saat kuliah. Sehingga mau lulus cepat atau tidak merupakan kebebasan bagi setiap individu...kebebasan yang butuh tanggung jawab.

6. Dengan kuliah, saya juga belajar mengambil keputusan. Dimulai dari keputusan memilih jurusan, awalnya saya memang bercita-cita jadi diplomat dan ingin masuk jurusan HI, tapi setelah flashback saya menyadari kalau jauh sebelum itu saya ingin jadi ekonom. Saya sadar negara telah terjajah lagi dari sisi ekonomi, terlebih saya memilih masuk jurusan Ekonomi Islam, yang saat itu bahkan orang akan tidak tahu itu ada. Semua tanpa intervensi dari orang tua.

Juga keputusan untuk berorganisasi dan mengambil 'tawaran-tawaran' menjadi panitia acara tertentu dan berbagai tugas tertentu. Dan yang terakhir keputusan untuk kuliah dengan waktu kelulusan yang 'istimewa'. 

Pemikiran-pemikiran saya ini bukan sesuatu yang mutlak dan pasti berlaku bagi orang lain, kembali lagi semua orang punya tujuan dan jalan hidup yang berbeda-beda. Bolehlah ada pembaca yang mengkritik bahwa ini semua omong kosong dan saya tidak seperti itu orangnya - tapi saya sangat introvert banyak lapisan didiri saya yang tidak semua orang (perlu) tahu -- tapi saya terbuka sekali untuk aneka kritik dan saran

Saya juga berharap cerita saya diatas bisa memberikan masukkan bagi yang mau kuliah/sedang kuliah atau buat yang sudah selesai kuliah untuk bergabung, dan memberi masukan agar yang sedang dan akan kuliah menjalani masa perkuliahannya dengan sebaik-baiknya, dan jangan sampai ada yang disesali.

Kuliah memang bisa saja tidak cuma sekali, selain D1/D2/D3/D4/S1 masih ada tahap S2/S3 dan lain sebagainya, tapi nikmantnya menjalani kuliah untuk pertama kali tidak akan sama jika anda sudah melangkah ke jenjang yang lebih tinggi.

Thank You~ 
that choco ferrero bucket + 'cards againts humanity' the best!

***

'24'

D-Day, 4 April 2015
thanks to Chila who took this photo :3

Sudah 24 hari sejak saya genap berusia 24tahun...
Mungkin di usia 24 tahun ada orang yang punya banyak prestasi, pekerjaan dan penghasilan yang baik, hidup yang mapan. Memiliki pasangan hidup, bahkan mungkin ada yang di usia 24 tahun sudah menikah untuk kedua kalinya, ada yang sudah memiliki 2-3 anak diusia ini. Di usia 24 tahun ada juga yang sudah merantau jauh dari tempat asalnya dan mengalami aneka rasa kehidupan lainnya.

Usia 24 tahun saya masih terlihat biasa saja,  tidak ada yang istimewa.
Tapi biarlah hanya saya yang tahu, berapa banyak gelombang yang telah saya taklukkan, berapa banyak pelajaran hidup yang sudah saya ambil, meski sampai saat ini saya minim sekali pengalaman di urusan romansa dengan 'trauma' yang saya alami, ditambah berapa banyak 'bias' yang sudah singgah di hati saya, dan berapa banyak fan fiction fluff tentang mereka yang sudah saya baca *penggemar K-Pop pasti tau maksud saya lol*.

'Selamat Datang Usia 24 tahun!'
Saya siap kembali menjalani proses belajar dikehidupan ini dengan sebaik-baiknya, dan:
YANG PASTI SAYA SANGAT HAUS PETUALANGAN BARU
petualangan bukan hanya tentang traveling ke tempat-tempat baru. Tapi tbh di usia 23 tahun tidak banyak perjalanan yang saya lakukan dan saya lebih banyak di dalam kota. Jadi semoga di usia 24 tahun ini saya lebih banyak melakukan perjalanan ke tempat baru, karena itu...adalah salah satu motivasi terbesar saya untuk lulus dan melanjutkan hidup ;)

x.o.x.o 

BGM: 



MinAh of Girl's Day - I'm a Woman too 

No comments:

Post a Comment

I love to share and hear feedbacks, please put some comment *even it's just one letter* ^^ // satu komentar sangat berarti, meskipun cuma satu huruf ^^